Friday, 9 January 2015

Gadis Kecil Yang Shalehah


Ketika mengandung Afnan putriku, ayahku melihat suatu mimpi di dalam tidurnya. Beliau melihat banyak sekali burung pipit yg terbang di angkasa. Di antara burung-burung tersebut terdapat seekor merpati putih yg cantik sekali, terbang jauh meninggi ke langit. Saya tanyapada ayah menyangkut tafsir dari mimpi tersebut.
Sehinggadia mengabarkan kepadaku bahwa burung-burung pipit tersebut ialah anak-anakku, & sesungguhnya sayabakal melahirkan satu orang gadis yg bertakwa. Diatdk menyempurnakan tafsirnya, sementara akupun tdk meminta tafsir berkaitan takwil mimpi tersebut.


kemudiansaya melahirkan putriku, Afnan. Nyatanyabeliaumemang lahseseorang gadis yg bertakwa. Saya melihatnya sbgsatu orangperempuanyg shalihah sejak mungil. Iataksempatingin mengenakan celana, takpun mengenakan baju pendek, dirinyadapat menolak dgn keras, padahal beliaumasihlahmungil. Apabilasaya mengenakan rok pendek padanya, sehinggadirinya mengenakan celana panjang di balik rok tersebut.


Afnan selalu menjauh dari perkara ygmenciptakan murka Allah. Sesudahdirinya duduk di kelas 4 SD, beliau bahkan makin menjauh dari perkara ygmenciptakan murka Allah itu. Dirinya menolak berangkat ke tempat-tempat permainan, atau ke pesta-pesta walimah. Dirinyaialahsatu orang gadis yg perpegang teguh dgn agamanya, menjaga shalat-shalatnya, & sunnah-sunnahnya.


Selamaia SMP mulailah beliau berdakwah terhadap agama Allah. Beliautdksempatmenyaksikansuatu kemungkaran kecuali beliau mengingkarinya, & memerintah terhadapyg ma’ruf, &selalu menjaga hijabnya. Permulaan keberhasilan dakwahnya pada agama Allah yakni....... masuk Islamnya pembantu kami yg berkebangsaan Srilangka.


Waktu itu saya sedang mengandung putraku, Abdullah, dikalasaya terpaksa mempekerjakan satu orang pembantu utk merawatnya diwaktu kepergianku, dikarenakansayayaknisatu orang karyawan. Dirinya beragama Nasrani. Sesudah Afnan mengetahui bahwa pembantu tersebut nggak muslimah, beliaugeram& mendatangiku seraya berbicara : “Wahai ummi, bagaimanakahdirinyabakal menyentuh pakaian-pakaian kita, mencuci piring-piring kita, & merawat adikku, sementara beliauialahperempuan kafir?! Saya siap meninggalkan sekolah, & melayani kalian selagi 24 jam, &jangan sampai menjadikan perempuan kafir sbg pembantu kita!!”


Sayatak memperdulikannya, sebabmemang lah kebutuhanku kepada pembantu tersebut sangat mendesak. Cuma dua blnseterusnya, pembantu tersebut mendatangiku dgn penuh kegembiraan seraya bicara : “Bu, sayasaat inijadiseseorang muslimah, Afnan sudah mengajarkan kepadaku mengenai Islam.” Sehingga akupun amat sangat bergembira mendengar berita baik ini.


Ketika Afnan duduk di kelas 3 SMP, pamannya memintanya hadir dalam pesta pernikahannya. Beliau memaksa Afnan utk hadir, bilaenggaksehinggabeliauenggakdapat ridha kepadanya sepanjang hidupnya. Hasilnya Afnan menyetujui permintaannya sesudahdia mendesak dgnamat sangat.


Afnan bersiap buat mendatangi pernikahan itu. Dirinya mengenakan satu buah gaun yg menutupi semua tubuhnya. Beliauialahsatu orang gadis ygcantik sekali. Tiap-tiap orang yg melihatnya dapat terkagum-kagum dgn kecantikannya. Seluruhnya orang kagum & bertanya-tanya, siapa gadis ini? Kenapa engkau menyembunyikannya dari kami selagi ini?


Sesudah menghadiri pernikahan pamannya, Afnan terserang kanker tidak dengan kami ketahui. Dirinya merasakan sakit ygamat sakit terhadap kakinya. Beliau menyembunyikan rasa sakit tersebut &bicara : “Sakit ringan di kakiku.” Sebulan selanjutnyabeliaujadi pincang, waktu kami tanya kepadanya, beliau menjawab : “Sakit ringan, bakalserta-merta hilang insya Allah.” kemudianbeliaunggakdapat lagi terjadi. Kamipun membawanya ke rumah sakit.


Selesailah sensor& diagnosa ygtelahseharusnya. Di dalam salah satu area di rumah sakit tersebut, sang dokter berkebangsaan Turki mengumpulkanku, ayahnya, & pamannya. Hadir jugakepadadikala itu seseorang penerjemah, &seseorang perawat yg bukan muslim. Sementara Afnan berbaring di atas ranjang.

Dokter mengabarkan pada kami bahwa Afnan terserang kanker di kakinya, &iadapat memberikan 3 suntikan kimiawi ygdapat merontokkan seluruhnya rambut & alisnya. Akupun terperanjatbersamaberita ini. Kami duduk menangis. Adapun Afnan, disaatdirinya mengetahui info tersebut iaamat bergembira &berbicara : “Alhamdulillah… alhamdulillah… alhamdulillah.” Akupun mendekatkan ia di dadaku sementara saya dalam keadaan menangis. Iaberbicara : “Wahai ummi, alhamdulillah, musibah ini cuma menimpaku, bukan menimpa agamaku.”


Diapun bertahmid memuji Allah dgnnada keras, sementara seluruh orang menyaksikan kepadanya dgn tercengang!! Saya merasa diriku mungil, sementara sayamenyaksikan gadis kecilku ini bersamakebolehan imannya &sayadgn kelemahan imanku. Tiap-tiap orang ygdgn kami teramat terkesan bersama kejadian ini &kemampuan imannya. Adapun penerjamah & para perawat, merekapun menyebut keislamannya!! Berikutnya yakni perjalanan beliaubuat berobat & berdakwah terhadap Allah.


Sebelum Afnan mengawali pengobatan bersama bahan-bahan kimia, pamannya meminta bakal menghadirkan gunting buat memotong rambutnya sebelum rontok dikarenakan pengobatan. Diapun menolak bersama keras. Sayacobalahbuat memberinya pengertian biar memenuhi kemauan pamannya, bakaltapibeliau menolak & bersikukuh seraya bicara : “Aku tak mau terhalangi dari pahala bergugurannya tiap-tiap helai rambut dari kepalaku.”


Kami (saya, suamiku & Afnan) berangkatutkygmula-mula kalinya ke Amerika bersama pesawat terbang. Waktu kami hingga di sana, kami disambut oleh seseorang dokter perempuan Amerika ygdiawal mulanyasempat bekerja di Saudi tatkala 15 th. Dirinyamampubicara bahasa Arab. Dikala Afnan melihatnya, iatanya kepadanya : “Apakah engkau satu orang muslimah?” Beliau menjawab : “Tidak.”


Afnanpun meminta kepadanya buatinginberangkat bersamanya menuju ke suatu kamar yg kosong. Dokter perempuan itupun membawanya ke salah satu area. seterusnya dokter perempuan itu selanjutnya mendatangiku sementara ke-2 matanya sudahtercukupi linangan air mata. Iamenyampaikan bahwa sesungguhnya sejak 15 thndirinya di Saudi, enggaksempat seorangpun mengajaknya terhadap Islam. & di sini datang satu orang gadis mungilyg mendakwahinya. Hasilnyaia masuk Islam lewat tangannya.


Di Amerika, mereka mengabarkan bahwa ga ada obat baginya kecuali mengamputasi kakinya, lantaran dikhawatirkan kanker tersebut dapattersebarhingga ke paru-paru &dapat mematikannya. Bakaltapi Afnan sama sekali enggak takut pada amputasi, ygbeliau khawatirkan ialah perasaan ke-2 orang tuanya.


Kepadasebuahhri Afnan bicarabersama salah satu temanku lewat Messenger. Afnan tanya kepadanya : “Bagaimana menurut pendapatmu, apakah sayabakal menyetujui mereka buat mengamputasi kakiku?” Sehinggaiacobautk menenangkannya, & bahwa bisa jadi bagi mereka utk memasang kaki palsu yang merupakan gantinya.


Sehingga Afnan menjawab dgn satu kalimat : “Aku enggak memperdulikan kakiku, ygsaya inginkan ialah mereka meletakkanku di dalam kuburku sementara saya dalam keadaan sempurna.” Temanku tersebut bicara : “Sesungguhnya sesudah jawaban Afnan, saya merasa mungil di hadapan Afnan. Sayanggakmendalami sesuatupun, seluruhnya pikiranku dikala itu tertuju terhadapgimanaiakelakdapat hidup, sedangkan fikirannya lebih tinggi dari itu, merupakandengan cara apakelakbeliaudapat mati.” Kamipun kembali ke Saudi sesudah kami amputasi kaki Afnan, & tiba-tiba kanker sudah menyerang paru-paru!!

Keadaannya sungguh menciptakan putus asa, dikarenakan mereka meletakkannya diatas ranjang, & di sisinya terdapat suatu tombol. Cumadgn menekan tombol tersebut sehinggabeliaubakal tersuntik bersama jarum bius & jarum infus.


Di rumah sakit tak terdengar nada adzan, & keadaannya sama seperti orang yg koma. Namuncumadgn masuknya saat shalat dirinya terbangun dari komanya, selanjutnya meminta air, setelah itu wudhu’ & shalat, tidak dengan ada seorangpun yg membangunkannya!!


Di hari-hari terakhir Afnan, para dokter mengabari kami bahwa enggak ada gunanya lagi beliau di rumah sakit. Sehari atau dua hri lagi beliaudapatwafat. Sehinggamengijinkan bagi kami buat membawanya ke rumah. Sayamaubeliau menghabiskan hari-hari terakhirnya di rumah ibuku. Di rumah, dirinya tidur di satu buah kamar mungil. Saya duduk di sisinya &bicara dengannya.


Terhadapsebuahhri, istri pamannya datang menjenguk. Saya katakan bahwa beliau berada di dalam kamar sedang tidur. Diwaktudirinya masuk ke dalam kamar, iaterperanjatsetelah itu menutup pintu. Akupun terperanjat& khawatir berjalan sesuatu terhadap Afnan. Sehinggasayatanya kepadanya, namunbeliautak menjawab. Sehinggasayaenggakbisa lagi menguasai diri, akupun bertolak kepadanya. Kalasayamengakses kamar, apa yg kulihat membuatku tercengang.


Disaat itu lampu dalam keadaan dimatikan, sementara wajah Afnan memancarkan cahaya ditengah kegelapan tengah malam. Iamenyaksikan kepadaku selanjutnya tersenyum. Dirinyabicara : “Ummi, kemarilah, sayaingin menceritakan suatu mimpi ygsudah kulihat.” Kukatakan : “(Mimpi) yg baik Insya Allah.” Iaberbicara : “Aku menyaksikan diriku yang merupakan pengantin di hri pernikahanku, saya mengenakan gaun berwarna putih yg lebar. Engkau, & keluargaku, kalian seluruh berada disekelilingku. Semuanya berbahagia bersama pernikahanku, kecuali engkau ummi.”


Akupun tanya kepadanya : “Bagaimana menurutmu menyangkut tafsir mimpimu tersebut.” Beliau menjawab : “Aku menyangka, bahwasannya sayabakalwafat, & mereka seluruhdapat melupakanku, & hidup dalam kehidupan mereka dalam keadaan berbahagia kecuali engkau ummi. Engkau konsisten mengingatku, & bersedih atas perpisahanku.” Benarlah apa yg dikatakan Afnan. Sayakini ini, ketikasaya menceritakan kisah ini, saya menahan sesuatu yg membakar dari dalam diriku, tiap-tiap kali saya mengingatnya, akupun bersedih atasnya.


Kepadasebuahhri, saya duduk dekat bersama Afnan, saya, & ibuku. Ketika itu Afnan berbaring di atas ranjangnya seterusnyaia terbangun. Iaberbicara : “Ummi, mendekatlah kepadaku, sayamau menciummu.” Sehingga diapun menciumku. Selanjutnyaiaberbicara : “Aku mau mencium pipimu ygke-2.” Akupun mendekat kepadanya, &beliau menciumku, selanjutnya kembali berbaring diatas ranjangnya. Ibuku bicara kepadanya : “Afnan, ucapkanlah la ilaaha illallah.” Sehinggadirinyabicara : “Asyhadu alla ilaaha illallah.”


Seterusnyabeliau menghadapkan wajah ke arah qiblat &bicara : “Asyhadu allaa ilaaha illallaah.” Ia mengucapkannya banyaknya 10 kali. Seterusnyabeliaubicara : “Asyhadu allaa ilaaha illallahu wa asyhadu anna muhammadan rasuulullaah.” & keluarlah rohnya.


Sehingga kamar ruanganbeliauwafat di dalamnya dipenuhi oleh aroma minyak kasturi selagi 4 hri. Sayatdkbisabuat tabah, keluargaku takut bakalberjalan sesuatu pada diriku. Sehingga merekapun meminyaki kamar tersebut bersama aroma lain makasayaenggaksanggup lagi mencium aroma Afnan. &tiadaygsaya katakan kecuali alhamdulillahi rabbil ‘aalamin


0 komentar

Post a Comment