Thursday, 26 February 2015

Fakta-Fakta Unik Tentang Bangsa Viking

Seperti yang kita tahu, Viking adalah nama dari sebuah suku bangsa legendaris yang berasal dari Skandinavia. Umumnya mereka berprofesi sebagai pedagang, peladang, dan paling terkenal adalah berprofesi sebagai perompak (seringkali setelah gagal berniaga). Mereka hidup antara kurun tahun 800 dan 1050 M. Selama kurun waktu tersebut, mereka menjarah, menduduki dan berdagang disepanjang pesisir Eropa dan pesisir timur laut Amerika Utara, serta bagian timur Eropa sampai ke Rusia dan Konstantinopel. Mereka memanggil diri mereka sebagai Norsemen (orang utara), sedangkan sumber-sumber utama Russia dan Bizantium menyebutkan bahwa mereka bernama Varangian. Sampai sekarang orang Skandinavia modern masih merujuk kepada diri mereka sebagai nordbor (penduduk utara).

Dari sekian banyak pengetahuan orang-orang sekarang tentang bangsa Viking ini, ternyata terdapat beberapa fakta unik yang mungkin belum pernah kita dengar. Fakta-fakta apa sajakah itu? Mari kita lihat fakta selengkapnya:

Tidak Memakai Helm Bertanduk

Sebuah fakta mengejutkan terungkap bahwa penggambaran tentang Bangsa Viking tidak menunjukkan hal tersebut (helm bertanduk). Helm Viking yang otentik, yang pernah ditemukan, adalah bebas tanduk. Pelukis tampaknya telah membuat tren bahwa helm Viking bertanduk selama abad ke-19, mungkin terinspirasi oleh deskripsi tentang orang-orang Eropa Utara oleh penulis sejarah Yunani dan Romawi Kuno. Jauh sebelum era Viking, imam Norwegia dan Jerman memang memakai helm bertanduk untuk tujuan seremonial.

Sangat Memperhatikan Kebersihan
Berdasarkan bukti arkeologis, bangsa Viking telah memiliki pinset, pisau cukur, sisir dan pembersih telinga yang terbuat dari tulang hewan dan tanduk. Mereka juga mandi setidaknya sekali seminggu, jauh lebih sering daripada bangsa Eropa lainnya dan berendam di air panas alami.

Cairan Pembuat Api
Mereka mengumpulkan jamur yang disebut “kayu sentuh” dari kulit pohon, lalu mendidihkannya selama beberapa hari dalam urin. Natrium nitrat yang terkandung dalam air seni akan memungkinkan material terbakar sehingga orang-orang Viking bisa mengambil api di mana saja.

Dikuburkan di Perahu


Viking amat mencintai kapalnya. Menurut kepercayaan Norwegia, prajurit akan memasuki alam yang mulia setelah kematian dan kapal yang melayani mereka semasa hidup akan membantu mereka mencapai tujuan akhir akhirat itu. Perompak ulung dan perempuan terkemuka juga dikuburkan di kapal dengan dikelilingi oleh senjata, barang-barang berharga dan kadang-kadang budak yang dikorbankan.

Aktif dalam Perdagangan Budak
Mereka akan menangkap dan memperbudak wanita dan pria muda saat menjarah Anglo-Saxon, Celtic dan Slavia. Tangkapan itu kemudian dijual di pasar budak di seluruh Eropa dan Timur Tengah.

Wanita Viking Menikmati Haknya
Rata-rata gadis Viking yang berusia 12 tahun sudah berumah tangga, namun lebih banyak tinggal sendirian karena suami mereka berlayar. Meski demikian, mereka memiliki lebih banyak memiliki kebebasan daripada wanita lain di zaman mereka. Selama mereka bukan budak, wanita Viking bisa mewarisi harta, meminta cerai dan merebut kembali mahar mereka jika pernikahan mereka berakhir.

Pria Viking Bertani
Benar. Bangsa Viking memang identic dengan kapal dan bajak laut. Tetapi, itu hanya berlaku bagi mereka yang tak berperasaan. Sebaliknya, yang menyukai kedamaian lebih suka menabur barley, rye dan gandum. Mereka juga beternak sapi, kambing, babi dan domba yang biasanya hanya menghasilkan makanan yang cukup untuk mendukung keluarga saja.

Pelesiran dengan Ski
Skandinavia mengembangkan ski primitif setidaknya 6.000 tahun yang lalu, meskipun Rusia Kuno mungkin telah menemukannya lebih awal. Pada era Viking, ski dianggap sebagai cara yang efisien untuk rekreasi. Mereka bahkan menyembah dewa ski, Ullr.

Rambut Pirang
Agar sesuai dengan cita-cita budaya mereka, pria-pria Viking akan menggunakan sabun dengan kandungan alkali tinggi untuk memirangkan rambut mereka. Di beberapa daerah, jenggot juga dipirangkan. Kemungkinan, perawatan ini juga membantu mereka mengatasi masalah yang jauh lebih merajalela: kutu.

Tidak Pernah Menjadi Satu Kelompok
Pada kenyataannya, mereka tidak menyebut diri mereka sebagai Viking: istilah ini hanya sebutan bagi orang-orang Skandinavia yang mengambil bagian dalam ekspedisi di luar negeri. Selama zaman Viking, tanah yang sekarang membentuk Denmark, Norwegia dan Swedia merupakan hasil tambal sulam kepala-kepala suku yang sering berperang melawan satu sama lain ketika mereka tidak sibuk mendatangkan malapetaka pada negara asing.

0 komentar

Post a Comment